I. MAKSUD
Untuk mengetahui bentuk-bentuk penampang serat dari berbagai macam pandangan, dan selanjutnya agar dapat mengidentifikasi jenis suatu serat lebih lanjut.
II. TEORI DASAR
Serat seperti yang telah diketahui sangat berhubungan erat dengan tekstil. Serat dalam dunia tekstil didefinisikan sebagai material yang sangat halus yang memiliki perbandingan panjang dan lebar yang sangat besar. Sejak abad sebelum Masehi hingga sekarang, sudah banyak jenis-jenis serat yang memiliki karakteristik yang beranekaragam. Salah satu cara untuk mengetahui sifat suatu serat tekstil adalah dengan mengidentifikasi bentuk fisiknya.
Karena ukuran serat yang sangat halus, maka pengamatan dilakukan dengan bantuan mikroskop. Berikut ini kita akan membahas tata cara menggunakan mikroskop yang baik dan benar.
2.1 Mikroskop
Pada dasarnya, cara menggunakan mikroskop sangat mudah bagi mereka yang telah mengetahui bagin-bagian dari alat itu sendiri. Dengan mengetahui bagian rinci dari mikroskop dan memahami fungsi masing-masing bagian, maka seseorang secara tidak langsung telah belajar seperdua bagian dari cara menggunakan mikroskop.
Mulailah dengan meletakkan mikroskop pada sebuah meja. Pastikan meja tersebut kokoh dan kuat sehingga mikroskop aman. Selanjutnya, aturlah pencahayaan mikroskop. Apabila mikroskop telah dilengkapi dengan lampu, seperti mikroskop yang kita gunakan pada praktikum ini. Maka kita hanya perlu menyalakan lampu dan mengarahkannya pada mikroskop dengan jarak sekitar 20 cm.
Praktikan bisa memulai kegiatan pengamatan terhadap objek atau preparat dengan menggunakan lensa objektif yang sebaiknya dimulai dari perbesaran yang paling bawah terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah yang bisa diikuti adalah sebagai berikut:
1. Tempatkan kaca benda atau yang dikenal juga dengan istilah object glass dengan preparat yang hendak diamati pada meja objek. Atur sedemikian rupa agar objek tersebut tepat berada pada lapangan pandang.
2. Selanjutnya, jepit kaca benda dengan menggunakan penjepit khusus yang ada pada bagian atas meja objek.
3. Selanjutnya, sembari mengamati dari arah samping, peneliti bisa menurunkan lensa objektif sedikit demi sedikit. Gunakan pemutar kasar sampai jarak lensa objektif dengan objek penelitian hanya tersisa 5 milimeter. Pada sebagian jenis mikroskop, jarak diatur tidak dengan pemutar kasar melainkan dengan menaikturunkan meja objeknya. Mikroskop yang seperti ini menuntut kehati-hatian sebab jika salah perhitungan, lensa objektif bisa saja menyentuh meja objek dan tergores.
4. Cermatilah bayangan yang terlihat dari lensa okuler. Jika dibutuhkan, gunakanlah pemutar kasar untuk menaikkan juga menurunkan lensa objektif hingga didapatkan bayangan atau tampilan objek yang diamati dengan jelas. Apabila hal ini tidak berhasil membuat Anda melihat objek dengan jelas, maka mungkin Anda harus mengulangi langkah pada poin ketiga.
5. Setelah objek yang diteliti terlihat jelas, kita bisa menggunakan pemutar halus untuk memundurkan lensa objektif agar ojek tersebut bisa terlihat lebih jelas lagi.
6. Jika dikehendaki, Anda bisa mendapatkan pembesaran yang kuat dengan cara mengganti atau mengubah lensa objektif. Untuk hal ini kita bisa menggunakan bagian yang bernama revolver. Pastikan posisi objek tidak bergeser sedikitpun. Sebab jika iya, maka terpaksa Anda harus mengulangi langkah dari poin yang pertama.
2.2 Tehnik Pengamatan Serat Tekstil
Pengamatan yang bisa lakukan adalah pengamatan serat secara melintang dan secara membujur.
Sebelum diletakan di atas kaca preparat, serat perlu dibersihkan dari kotoran, minyak dan lilin, dengan memasak serat tersebut di dalam larutan sabun encer. Hal ini mempermudah pengamat untuk mendapatkan hasil proyeksi pembesaran serat yang lebih jelas dan akurat.
Untuk pengamatan serat secara membujur, sampel serat diletakan pada kaca preparat dan ditutup dengan kaca penutup, dan ditetesi dengan medium cair. Untuk pengamatan biasa kita cukup menggunakan air untuk ditetesi pada preparat. Tetapi untuk mendapatkan pegamatan yang bagus sebaiknya menggunakan minyak mineral, gliserin, atau zat lainnya yang bisa dijadikan medium dengan indeks bias yang sesuai.
Untuk pengamatan, serat diletakan sejajar diatas kaca objek dan dipisahkan satu dari yang lainnya dengan jarum supaya tidak menumpuk, kemudian ditutup dengan kaca penutup, dan dari salah satu sisi kaca penutup diteesi medium.
Jumlah medium atau air tidak boleh terlalu banyak, tetapi juga tidak boleh terlalu sedikit. Jika medium berlebih, medium tersebut yang dapat dikurangi dengan kertas saring.
Suatu hal yang juga penting dalam persiapan ialah mencegah adanya gelembung udara yang terlalu banyak. Gelembung udara yang yang terjebak dalam medium dapat pula menghalangi pengamatan. Di bawah mikroskop gelembung udara tersebut akan tampak sebagai bulatan dengan garis tepi gelap dan bagian tengah terang.
Untuk pengamatan penampang melintang serat, persiapannya sama seperti persiapan untuk pengamatan membujur. Hanya yang membedakan adalah pada proses penyiapan serat yang harus dipotong melintang.Pemotongan lintang serat untuk diamati di mikroskop nyaris mustahil. Oleh karena itu diperlukan cara khusus untuk mengamati penampang lintang serat. Pembuatan irisan melintang dapat menggunakan beberapa cara yaitu: cara lempeng plastik, cara gabus, dan cara mikrotom tangan atau mikrotom mekanis (hardy). Diantara berbagai cara tersebut, cara gabus yang akan digunakan pada praktikum ini.
III. ALAT DAN BAHAN
- Mikroskop binoculer
- Kaca preparat dan penutup (cover glass)
- Jarum mesin jahit dan benang
- Gabus kecil
- Silet tajam
- Lak merah
Bermacam-macam serat yang akan diamati adalah sebagai berikut:
- Kapas
- Rayon Viskosa
- Rami
- Sutera
- Wool
- Poliester
- Poliakrilat
- Poliamida
- Poliester kapas
- Poliester rayon
- Poliester wool
IV. LANGKAH KERJA
a. Untuk pengamatan pandangan membujur dari serat:
1. Serat diletakan sejajar di atas kaca objek dan dipisahkan satu sama lain agar tidak menumpuk
2. Kemudian ditutup dengan cover glass dan dari arah samping ditetesi medium kemudian kelebihan air dihisap dari sisi yang lain dengan kertas penghisap.
3. Preparat diamati menggunakan mikroskop.
b. Pengamatan penampang melintang:
1. Jarum yang biasa digunakan pada mesin jahit yang berisi benang ditusukan ditengah tengah gabus. Kemudian jarum ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan benang pada gabus.
2. Sekelompok serat yang telah diberi lak merah dimasukan kedalam lengkungan benang, kemudian benang ditarik keluar, sehingga serat masuk kedalam tengah tengah gabus dan terjepit ditengah gabus.
3. Lak dibiarkan mengering atau dioven untuk mempercepat proses pengeringan.
4. Setelah lak kering, gabus diiris setipis mungkin dengan silet, yang tajam sehingga serat ditengah gabus ikut terpotong secara melintang.
5. Irisan melintang diamati dibawah mikroskop dengan cara seperti pada irisan membujur.
V. DISKUSI
Dengan melakukan praktikum ini praktikan diharapkan dapat mengetahui bentuk-bentuk penampang serat-serat yang telah diteliti. Namun dalam melakukan praktikum banyak hal-hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan, diantaranya :
1. Usahakan untuk tidak menyentuh bagian tengah kaca objek dan kaca penutup agar tidak meninggalkan sidik jari
2. Kaca objek dan kaca penutup harus dibersihkan sebelum praktikum, karena bila kotor akan mengganggu pandangan kita terhadap serat yang kita teliti
3. Serat juga harus dibersihkan dari kotoran-kotoran
4. Jumlah air atau medium jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jika terlalu sedikit dapat menyebabkan timbulnya gelembung gelembung pada kaca sehingga dapat membingungkan pengamatan.
5. Pada pengamatan melintang serat harus dipotong tipis agar mudah dan rapi saat pemasangan dan jelas saat diamati.
6. Saat melakukan pengamatan menggunakan mikroskop, perbesaran ynag digunakan sebaiknya dari perbesaran terkecil terlebih dahulu lalu difokuskan. Jika setelah diamati bentuk serat dirasa belum tergambar jelas, maka ganti lensa objektif dengan yang lebih besar pembesarannya. maka dan memfokuskannya dengan memposisikan letak preparat.
IV. KESIMPULAN
1. Kapas
Membujur : bentuk serat berpilin-pilin
Melintang : menyerupai ginjal dengan bulatan oval kecil ditengahnya.
2. Rayon Viskosa.
Membujur : bentuknya bergaris garis yang sejajar dengan serat.
Melintang : bentuk bergerigi tidak beraturan seperti daun semanggi.
3. Rami.
Membujur : garis garis pada tengah dan dinding serat tidak beraturan.
Melintang : berbentuk elips dengan rongga ditengahnya.
4. Sutera.
Membujur : seratnya polos bening tidak terdapat garis garis.
Melintang : bentuknya seperti segitiga tumpul.
5. Wool.
Membujur : terdapat sisik yang berbentuk seperti buku-buku
Melintang : bentuknya bulat oval dengan sedikit titik-titik ditengahnya.
6. Poliester.
Membujur : serat mulus dan terdapat sedikit bercak dan mempunyai garis sedikit tebal
Melintang : bulat
7. Poliakrilat
Membujur : seratnya jernih, memiliki garis ditengahnya.
Melintang : bentuk lonjong agak berlekuk seperti tulang anjing.
8. Poliamida/nilon.
Membujur : bentuknya seperti poliester, terdapat bercak-bercak dan mempunyai garis sedikit tebal
Melintang : berbentuk segitiga tumpul yang berukuran lebih besar dari sutera atu hampir bulat.
9. Poliester Kapas.
Membujur : bentuknya ada yang berpilin dan ada yang berdinding tebal dengan titk titik ditengah.
Melintang : ada yang bulat bertitik dan pipih cekung berdinding tipis.
10. Poliester Rayon.
Membujur : terdapat bercak-bercak yang nyaris sejajar dengan sumbu serat
Melintang : ada yang bulat bercak-bercak titik dan bergerigi tidak beraturan.
11. Poliester Wool.
Membujur : ada yang bersisik dan ada ynag berdinding tebal denga titik titik.
Melintang : bulat bercak-bercak dan bulat oval.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Praktikum Identifikasi Serat Tekstil, Politeknik STTT Bandung
Juhana, Juju AT, Diktat Praktikum Serat Tekstil STTT Bandung
Moerdoko, Wibowo, S.Teks. dkk. EVALUASI TEKSTIL Bagian Kimia. 1975, ITT Bandung
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/04/belajar-cara-yang-tepat-menggunakan.html
https://alatlabdankimia.wordpress.com/2012/01/09/mengenal-mikroskop/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Commented only if there are complaints. Thanks :)